Obat Kutil/Kapalan

Diposting oleh Agen Beras Cianjur | 20.42 | , ,

Jika di jari anda ada semacam penebalan kulit atau juga kutil...rasanya pasti risih...!! Biasanya kita sering mencabutnya dengan alat pemotong kuku,tapi itu tidak bisa mengatasinya karena kulit akan selalu mengalami penebalan.Pada tulisan ini saya akan mencoba memberi tips untuk mengobatinya dengan getah kulit pohon pepaya.Caranya :
1.Ambil (sayat) kulit pohon pepaya yang bergetah secukupnya (kecil)
2.Kemudian tempelkan pada jari atau kulit yang ada kutilnya/kapalan, lalu balut dengan kain atau plester luka.
3.Sebaiknya pakailah pada malam hari sebelum tidur untuk mengurangi aktifitas terkena air.Keesokan harinya lepas kembali.(1x sehari)
4.Ulangi terus menerus kurang lebih setelah 1minggu kutil / kapalan akan mengelupas.

Catatan: Kulit pohon setiap pemakaian harus selalu yang baru/masih segar.Jadi setiap hari harus ganti

Baca juga :

Asem Jawa 
Mengatasi Demam
Air Tajin Beras untuk Anak Autis
Obat Asma

Obat Barusuh/Obat Sariawan

Diposting oleh Agen Beras Cianjur | 20.30 | ,

Penyakit sariawan (chanker sores, ulkus aftosa) memiliki nama yang bermacam-macam sesuai dengan jenis dan penyebab dari sariawan. Sariawan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain bakteri, jamur, alergi makanan, asam lambung, kurang vitamin, fisik: tergigit, digigit dll. Obat sariawan pun beraneka ragam dari yang tradisional sampai yang modern. Secara medis obat sariawan yang sering digunakan adalah anti histamin, steroid, anti jamur, anti bakteri, vitamin c. Bentuk kemasan pun beraneka ragam: tablet, tablet hisap, larutan, sachet, dll. Kita mungkin sudah mengenal obat-obatan untuk sariawan yang dijual bebas di pasaran yang mengandung zat tertentu, antara lain mengandung:
1. Povidon Iodida
2. Heksetidin
3. Mikonazol
4. Dekualinum
5. Gentian Violet
Dan memang zat-zat yang disebutkan diatas sangat bermanfaat khususnya bagi penyembuhan sariawan, tapi ingat ada efek sampingnya dan tentu saja harus mengeluarkan uang yang lumayan gede.
Nah Disini saya coba meringkas beberapa obat tradisional untuk menyembuhkan sariawan yang ramah lingkungan dan bersahabat.
  1. Jambu Air
Kulit batang jambu air kira2 10 gr (yg masih muda), dicuci & ditumbuk halus ditambah setengah gelas air matang dan disaring. hasil saringan digunakan berkumur.
2. Saga
Di beberapa daerah, Saga memiliki nama yang berbeda. Orang Jawa menyebutnya Saga telik atau Saga manis. Di Aceh disebut Thaga, Sunda menyebutnya Saga areuy atau saga leutik. Sedangkan di Gorontalo namanya Walipopo. Piling-piling nama lokal Saga di Bali. Dan sederet nama daerah lainya seperti; Seugeu (Gayo), Ailalu pacar (Ambon); Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Kaca (Bugis).
Adapun caranya adalah ambil daun saga secukupnya. Daun saga yang baru dipetik, sebaiknya dijemur beberapa menit agar layu. Lalu, daun saga bisa dikunyah-kunya sampai halus untuk berkumur
3. Air Kelapa
Air Kelapa, lebih baik lagi Air Kelapa Hijau. Air kelapa mengandung berbagai vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Nah Sekarang tinggal pilih mau yang tradisional atau yang modern, terserah anda. tapi selamat mencoba, dijamin manjur.

Lebih lanjut tentang: Obat Sariawan


Daun kecubung dan teh pereda asma

Nasib memang tak bisa ditolak. Begitu pula kalau kita diwarisi asma. Namun, penyakit menurun ini ternyata bisa diatasi dengan cara mudah dan murah, yakni dengan tanaman di sekitar kita. Di antaranya kecubung, teh, patikan kebo, dan putri malu.
Coba bayangkan rasanya diserang gejala sesak napas: napas berbunyi menciut-ciut, batuk kering, atau sesak di dada. Lebih tersiksa lagi bila kita semakin susah bernapas sampai berkeringat, detak jantung semakin cepat, dan kita mengalami stres berat serta gelisah. Kita tidak bisa berbaring apalagi tidur, mungkin tak sanggup berbicara. Napas semakin cepat dan bunyinya semakin keras. Yang paling tersiksa, kalau jumlah oksigen dalam darah menipis hingga menyebabkan cyanosis (diskolorasi kebiruan) wajah. Bibir dan kulit mungkin menjadi pucat dan berkeringat. Akibatnya bisa sangat fatal. Itulah gradasi siksaan yang meningkat akibat serangan penyakit asma yang semakin berat.
Asma merupakan penyakit yang menyerang akibat tubuh rentan terhadap sesuatu, seperti zat tertentu, serbuk, bulu binatang, uap, bau, makanan, atau obat. Kuman-kuman di dalam hidung atau tenggorokan mungkin pula menyebabkan kerentanan, yang selanjutnya menimbulkan asma. Serangan penyakit ini lebih sering terjadi pada penderita yang letih atau sedang mengalami tekanan emosi hebat. Pergantian musim pun sering kali mendatangkan serangan asma.
Penyakit ini dapat berkembang secara berangsur-angsur dari gangguan bronkitis. Namun dapat pula secara tiba-tiba terjadi ketika seseorang terpapar zat merangsang. Penderita mula-mula mengalami perasaan tertekan di dada. Perasaan ini mungkin mereda dalam satu atau dua jam, tapi mungkin pula baru mereda setelah berjam-jam atau berhari-hari berlalu. Pada akhir serangan penderita bisa tiba-tiba mengeluarkan lendir kental.
Sifat rentan merupakan sifat menurun, sehingga dapat dijumpai dalam seluruh anggota keluarga walaupun dengan intensitas berbeda. Umpamanya, pada orang tua sifat rentan tersebut berupa urtikaria (bercak lebih merah atau lebih pucat pada kulit yang disertai rasa gatal), sedangkan pada anggota keluarga lainnya eksema, asma, atau bentuk kerentanan lainnya.
Asma yang berkembang sejak anak-anak biasanya disebabkan makanan. Serangan asma yang terjadi pada masa akhir anak-anak (16 tahun), mungkin disebabkan oleh zat atau bahan berbentuk serbuk, umpamanya debu. Namun jika baru muncul pada usia 45 tahun, seringkali asma itu akibat penyakit infeksi.

Cukup 1 g. sehari

Untuk mengatasi asma, pertama-tama perlu diketahui penyebabnya. Dengan menghindari faktor penyebab tadi asma bisa dicegah. Sebagai contoh, bila bau sampah menjadi penyebab, pencegahannya jauhilah tempat-tempat sampah. Sementara jika makanan tertentu yang menjadi penyebab, dengan tidak mengkonsumsi jenis makanan itu serangan asma dapat dihindari. Demikian pula kalau biang keladinya berupa infeksi pada hidung atau tenggorokan, penyembuhan infeksi tersebut akan membantu penganggulangan asma.
Namun, seandainya serangan asma tetap terjadi juga, pengobatan tentu diperlukan. Obatnya bisa yang modern (obat farmasi), bisa pula yang tradisional dengan menggunakan bahan-bahan alami. Yang tergolong obat modern misalnya adrenalin dalam bentuk suntikan atau semprotan. Dapat pula aminofilin. Juga tablet efedrina 25 mg yang diberikan setiap empat jam. Sedangkan obat antihistamina dapat meringankan penderitaan asma akibat kerentanan tubuh terhadap sesuatu. Untuk asma akibat penyempitan saluran pernapasan, obat-obat pelebar saluran pernapasan dapat pula digunakan.
Sementara itu pengobatan secara tradisional bisa dilakukan dengan memanfaatkan tumbuhan. Beberapa tumbuhan yang berdasarkan penelitian terbukti berkhasiat untuk mengusir asma, di antaranya kecubung, teh, putri malu, dan patikan kebo.
Kecubung (Datura metel L.) merupakan terna tegak. Pangkal batangnya seringkali berkayu dan tingginya berkisar 0,5 – 2 m. Batangnya hijau atau keunguan tua. Bunganya berdiri sendiri dengan tangkai sepanjang 1 – 3 cm. Kelopaknya bertajuk lima. Mahkota bunganya berbentuk corong mirip terompet. Warnanya putih keunguan. Helaian daunnya berbentuk bulat telur, sering dengan pangkal bersisi tidak sama dan ujung meruncing. Daun kecil berbentuk rata, sedangkan yang besar melekuk ke dalam. Daun inilah yang berguna sebagai obat asma.
Tumbuhan ini mengandung alkaloid skopolamina, meteloidina, hiosiamina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina. Alkaloid-alkaloid tersebut berkhasiat sebagai obat pereda kejang (spasmolitikum). Dengan demikian dapat meringankan penderitaan asma, karena dapat memperlebar kembali saluran pernapasan yang menyempit sehingga memperlancar pernapasan yang terganggu akibat serangan asma.
Untuk memanfaatkannya sebagai obat, daun kecubung perlu dirajang, seperti halnya daun tembakau, lalu dikeringkan. Rajangan kering selanjutnya dijadikan bahan rokok. Karena alkaloid daun kecubung tergolong keras, tiap rokok dibatasi hanya mengandung rajangan daun kecubung tidak lebih dari 1 g. Tiap hari, penggunaannya pun dibatasi cuma sebatang. Di samping itu penggunaannya harus dalam pengawasan dokter.

Diseduh dan direbus

Cara lain untuk mengatasi penderitaan akibat asma adalah dengan minum teh yang sebenarnya, yakni yang terbuat dari seduhan daun teh (Camellia sinensis). Daun teh ini mengandung kafeina, adenina, teobromina, teofilina, xantina, zat penyamak, dan minyak atsiri. Kandungan kaefina, teobromina, dan teofilinanya memiliki khasiat memperlebar pembuluh darah dan saluran pernapasan (vasodilator). Dengan demikian minum teh bermanfaat untuk meringankan derita akibat asma. Selain itu kandungan kafeinanya juga membantu menyegarkan tubuh.
Putri malu (Mimosa pudica L.) juga bisa digunakan untuk mengobati asma. Tumbuhan ini berumur setahun atau lebih. Batang bagian bawah kadang-kadang berkayu, dengan rambut-rambut kasar menghadap ke bawah dan duru-duri tersebar. Daunnya tergolong majemuk ganda dengan anak daun berbentuk elips. Anak-anak daun ini sensitif, jika tersentuh langsung mengatup. Penyebarannya sangat luas hingga pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.
Herbanya (seluruh bagian tumbuhan yang terdapat di atas permukaan tanah) mengandung alkaloid mimosina, glikosida krosetin, ester dimetil krosetin, zat penyamak, saponin, damar, glikosida mimosida, norepinefrina, asam linolenat, asam linoleat, asam oleat, asam stearat. Asam palmitat, glikosida flavonoid, fenol, dan asam amino. Dari banyak senyawa tadi norepinefrina berkhasiat sebagai bronkodilator (melebarkan saluran pernapasan). Dengan demikian saluran pernapasan yang menciut karena asma, sehingga pernapasan menjadi sesak, dapat dilebarkan kembali. Pernapasan pun menjadi lancar kembali.
Untuk pengobatan ini digunakan herba yang telah dikeringkan. Untuk membuatnya diperlukan 10 g herba putri malu dan 100 ml air. Cara mengolahnya, herba putri malu direbus selama 15 menit, terhitung sejak air menguap. Hasilnya langsung disaring dan didinginkan. Hasil rebusan inilah yang diminum sebagai obat. Dosisnya 3 x 1 – 2 sendok makan.
Cara hampir sama juga dipakai bila kita menggunakan bahan patikan kebo (Euphorbia hirta L. atau E. pillulifera L.) Tumbuhan ini merupakan terna tegak atau memanjat. Tingginya 6 – 60 cm. Batangnya berwarna merah atau keunguan dan berambut. Tumbuhnya jarang mendatar di atas permukaan tanah. Daunnya berhadapan, berbentuk jorong meruncing sampai tumpul dengan tepi bergerigi. Panjang daunnya 5 – 50 mm dan lebar 2 – 25 mm. Bunganya berwarna merah pucat atau merah kecoklatan, berbentuk bola dengan diameter + 1 cm.
Senyawa yang terkandung dalam tanaman ini di antaranya alkaloid (0,1%), damar, glikosida, zat penyamak, dan gom. Alkaloidnya bersifat sebagai antihistaminika yang menghilangkan kerentanan tubuh, sehingga akan mengurangi atau menghilangkan penderitaan asma.
Untuk tujuan pengobatan, digunakan herba patikan kebo yang belum berbunga. Herba tersebut dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Bahan kering ini ditumbuk hingga menjadi serbuk. Dalam pembuatan, diperlukan serbuk herba sebanyak 15 g dan 100 ml air. Serbuk direbus selama 15 menit sejak mengeluarkan uap, kira-kira suhunya 90 oC. Dalam keadaan panas air rebusan itu disaring hingga diperoleh air rebusannya saja sekitar 75 ml. Air rebusan inilah yang diminum sebagai obat. Dalam sehari diminum 3 kali, masing-masing 25 ml.
Tingkat keberhasilan penggunaan obat alami memang belum terukur. Yang pasti, tanaman-tanaman tadi bisa membantu mengatasi derita akibat asma, atau setidaknya menguranginya dengan cara mudah dan biaya murah. (Djoko Hargono, Peneliti Puslitbang Farmasi, Depkes RI)  Jangan Lupa di LIKE ya BOSS..Facebook 
Informasi lebih jauh dapat ditelusuri a.l. melalui referensi berikut ini:
  1. ASEAN Countries. 1993. Standard of Asean Herbal Medicine. Vol I. Jakarta.
  2. Departemen Kesehatan RI. 1993. Formularium Obat Tradisional. Edisi II. Jakarta.
  3. Duke, James A. 1985. Handbook of Medicinal Herbs. Roca Raton, Florida: CRC Press Inc.
  4. Perry, L.M., 1980. Medicinal Plants of East and Southeast Asia Attributed Properties and Uses. Massachusetts: The MIT Press Cambridge.
  5. Reynolds, James, E.F., 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia. Twenty Eight Edition.
  6. Tyler, Varro E., PhD. 1977. Pharmacognosy. Philadelphia: Lea & Febiger.
  7. Younken, Heber W. 1948. Textbook of Pharmacognosy. Toronto: Philadelphia The Blakiston Company.
dari : indomedia.com/intisari/2000/januari
kecubung (Datura metel L.)

Air Tajin Beras Untuk Obat

Diposting oleh Agen Beras Cianjur | 11.25 | , ,

Air Tajin Beras untuk Anak Autis

Seringkali, anak autis alergi susu formula yang mengandung zat kasein dan tidak dapat dicerna. Hal ini kerap membuat anak diare berkepanjangan. Selain itu, anak autis juga harus menghindari konsumsi makanan berbahan tepung terigu yang mengandung gluten. Acapkali tubuhnya tak dapat memproduksi enzim pencerna gluten.Oleh karenanya, bahan makanan organik sangat membantu bagi anak autis. Tradisi nenek moyang kita membuktikan bahwa air tajin dapat membantu memperbaiki pencernaan anak yang terkena autis.
Autisme berasal dari bahasa Yunani yaitu autos yang berarti sendiri. Pengidap autisme cenderung asyik dengan diri sendiri. Gangguan perkembangan itu kerap terjadi pada anak-anak. Umumnya gejala autisme terdeteksi ketika anak berusia 2 tahun. Namun, jika orang tua cermat, sebelum anak berusia 2 tahun, gejala autisme dapat dideteksi. Bayi 10 minggu yang tidak pernah tersenyum dapat dijadikan penanda gejala autisme.
Semua produk berbahan susu sapi dan tepung terigu dihindari. Pun zat pewarna dan penyedap masakan seperti monosodium glutamat (MSG). Anak autisme umumnya mengalami kelainan pencernaan. Populasi cendawan dan bakteri merugikan berlebih sehingga menimbulkan lubang pada usus. Akibatnya, asam amino yang berasal dari protein tidak bisa dipecah menjadi asam amino rantai panjang.
Asam amino rantai pendek itu pun tidak terbuang melalui feses melainkan masuk dalam peredaran darah. Ketika masuk ke otak, asam amino itu diubah menjadi bentuk yang memiliki efek sejenis opium. Protein yang berasal dari tepung gluten menjadi glidein, sedangkan dari susu kasein menjadi kasonofin. Imbasnya, anak sering mengalami stimulasi, menyukai kesendirian seakan berkhayal.
Anak yang autis berat, feses dan darahnya acapkali menunjukkan kandungan logam berat cukup tinggi. Hal inilah yang memicu autisme. Alhasil, ada baiknya para orang tua yang anaknya menderita autis beralih pada sayuran organik. Karena keracunan logam berat berarti harus makan makanan yang bebas zat kimia dan pestisida.
Tak jarang, ibu-ibu modern yang masih suka menerapkan tradisi juga memberi air tajin beras organik merah. Beragam sayuran organik seperti bayam, kangkung, wortel, dan sawi menjadi menu wajib. Buah yang disantap pun organik. Ketangguhan pola makan ini kelak akan memperoleh hasil yang baik. Paling tidak sistem pencernaan membaik. bs
Aneka RupaManfaat TajinBanyak orang mengartikan tajin. Ada yang menyebut tajin adalah air bekas pencuci beras, ada pula air dari menanak nasi. Dalam khasanah ilmu tradisional, ada banyak manfaat dari air beras ini. Mau mencoba? Tak ada salahnya.
Pelembab KulitBahan: 1 gelas air tajin, 2 sendok teh madu, 1 sendok makan kulit padi, 1 sendok makan minyak sayur.Cara: campurkan semua bahan dan masukkan ke dalam blender. Tunggu sampai semua bahan menjadi lembut, kemudian larutkan ke dalam air mandi yang hangat. Air beras mempunyai kandungan zat gizi tinggi seperti kalsium, vitamin A, D, dan E. Sementara kulit padi berguna untuk melembutkan dan memperbaiki kulit yang kasar. Untuk hasil maksimal tambahkan madu yang merupakan antiseptik alami mengandung pelembab yang berguna untuk kesehatan dan keindahan kulit.
Gemukkan BadanBahan: air tajin beras merah atau air tajin ketan.Cara: masaklah beras ketan atau beras merah secukupnya (setengah gelas cukup). Ambil air tajinnya ketika hampir masak, minumlah air tajin dari beras merah atau dari beras ketan secara rutin 3 kali dalam seminggu.
DiareBahan: segenggam beras merahCara 1: buat seperti cara menggemukkan badan. Ambil airnya dan minum sampai diare mampetCara 2: segenggam beras merah disangrai sampai kuning, lalu digiling halus. Seduh dengan air panas sambil diaduk merata, sampai menjadi kuah kental. Ramuan yang disebut air tajin ini lalu ditambahkan sedikit garam. Setelah dingin siap untuk diminum. Lakukan 2 - 3 kali sehari.
Haid BerlebihanBahan: 3 - 7 potong akar meniran kering, 1 gelas air tajin.Cara: bahan ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih, Kemudian ditambah dengan 1 gelas air tajin dan diaduk sampai rata. Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

Mengatasi Demam

Diposting oleh Agen Beras Cianjur | 10.46 | , ,

BANYAK orangtua panik bila mendapati suhu tubuh anaknya di atas rata-rata atau sering disebut demam. Sebagai pertolongan pertama, umumnya diberikan obat penurun panas yang berbahan dasar kimia seperti golongan parasetamol, asam salisilat, ibuprofen, dan lain-lain. Jarang sekali orangtua yang langsung teringat  memberikan obat-obatan tradisional.Sebagai langkah pertolongan pertama, obat tradisional dapat diandalkan untuk mengatasi demam.
Padahal, obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat ini tak kalah ampuhnya sebagai pengusir demam. Malah, obat-obatan tradisional memiliki kelebihan, yaitu toksisitasnya relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia. Jadi, relatif lebih aman, bahkan tidak ada efek samping bila penggunaannya benar. Soalnya, kandungan tanaman obat bersifat kompleks dan organis sehingga dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak. Selain itu, harganya pun lebih murah.
Tiga Jenis Demam
Namun, sebelum mengenal lebih jauh tentang tanaman obat penurun panas, perlu dipahami lebih dulu pengertian demam. Demam pada anak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Demam karena infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38°C. Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus (seperti flu, cacar, campak, SARS, flu burung,demam berdarah, dan lain-lain) dan bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).
2. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).
3. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu panas, dan lain-lain.
Nah, dari ketiganya, hanya demam yang disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi sajalah yang memerlukan obat penurun panas. Untuk mempercepat proses penurunan panasnya, selain ramuan tradisional yang diminum, dapat juga diberikan baluran atau kompres untuk membantu.
Akan halnya demam fisiologis, tak diperlukan obat-obatan penurun panas karena umumnya jarang melebihi 380°C. Untuk menurunkan suhu tubuh, cukup diberikan minum yang banyak dan diusahakan berada dalam ruangan berventilasi baik atau berpendingin.

Aneka Obat Tradisional Penurun Panas
Inilah beberapa pilihan obat penurun panas tradisional yang dapat dicoba. Penting diperhatikan, dosis yang tercantum pada ramuan berikut adalah dosis untuk orang dewasa. Bila ingin diberikan kepada anak, bacalah aturan dosis bagi anak dan sesuaikan dengan tingkatan usianya. (Lihat boks: Dosis Aman untuk Anak.)
1.  Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)

Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri, yaitu sekuiterpenketon yang bermanfaat untuk menurunkan panas. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya putih kekuningan dan rasanya pahit.
Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi lempuyang emprit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan (sdm) madu bunga kapuk, aduk rata. Berikan 3 kali sehari.
2. Kunyit (Curcuma longa)

Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan). Selain sebagai penurun panas, campuran ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya oranye.
Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi kunyit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian campuran madu dan kunyit ini, kemudian berikan 3
kali sehari.
3. Sambiloto (Andrographis paniculata)

Seluruh bagian tanamannya dapat digunakan. Memiliki kandungan andrografolid lactones (zat pahit), diterpene, glucosides dan flavonoid yang dapat menurunkan panas. Bahkan pada tahun 1991 pernah diadakan penelitian di Thailand bahwa 6 g sambiloto per hari sama efektifnya dengan parasetamol.
Caranya: Rebus 10 gram daun sambiloto kering, 25 g umbi kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc air. Rebus hingga mendidih dan airnya tinggal 100 cc, kemudian saring. Setelah hangat, tambahkan 100 cc madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian, berikan 3 kali sehari.

4. Pegagan (Centella asiatica L.)


Tumbuhan yang dikenal pula dengan nama daun kaki kuda ini tumbuh merayap menutupi tanah. Daunnya berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas ginjal.
Memiliki kandungan triterpenoid, saponin, hydrocotyline, dan vellarine. Bermanfaat untuk menurunkan panas, revitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur jaringan tubuh. Pegagan juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga dan menimbulkan selera makan.
Caranya : Rebus 1 genggam pegagan segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.

5. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)


Penampilan temulawak menyerupai temu putih, hanya warna bunga dan rimpangnya berbeda. Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah. Rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan, sedangkan rimpang bagian dalam temu putih
berwarna kuning muda.
Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain. Manfaatnya sebagai antiinflamasi (antiperandangan), antibiotik, serta meningkatkan produksi dan sekresi empedu. Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.
Caranya : Cuci bersih 10 gram rimpang temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.
6. Bawang merah (Allium cepa L.)

Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu dapur. Memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.
Caranya: Kupas 5 butir bawang merah. Parut kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun dan seluruh tubuh.

7. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)


Selain daun kembang sepatu, Anda juga dapat memanfaatkan daun kapuk atau daun sirih. Kembang sepatu mengandung flavonoida, saponin dan polifenol.
Daun kapuk mengandung flavonoida, saponin dan tanin. Daun sirih mengandung flavonoida, saponin, polifenol, dan minyak atsiri.
Caranya: Cuci bersih daunnya, keringkan dengan lap bersih, panaskan sebentar di atas api agar lemas. Remas-remas sehingga lemas, olesi dengan minyak kelapa, kompreskan pada perut dan kepala.

8. Meniran (Phyllanthus niruri L.)


Tinggi tanamannya mencapai 1 meter, tumbuh liar, daunnya berbentuk bulat tergolong daun majemuk bersirip genap. Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan. Memiliki kandungan lignan, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, tanin, vitamin C, dan lain-lain. Bermanfaat untuk menurunkan panas dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Caranya: Rebus 1 genggam meniran segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.
9. Air kelapa muda

Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalium. Pada saat panas, tubuh akan mengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh.
Nah, untuk menggantikan keringat yang keluar, perbanyaklah minum air kelapa.
Dosis Aman untuk Anak
Penggunaan tanaman obat dengan dosis yang tepat tidak akan menimbulkan efek samping dan aman. Berikut dosis yang direkomendasikan untuk anak:
Usia                       Dosis
Bayi                      1/8 dosis dewasa
2­-5 tahun              1/4 dosis dewasa
6­-9 tahun              1/3 dosis dewasa
10-13 tahun           1/2 dosis dewasa
14-16 tahun          3/4 dosis dewasa
Sumber : Utami Sri Rahayu

Asam Jawa 

(Tamarindus indica, Linn.) 
Sinonim :


Familia :
Leguminosae


Uraian :
Asam jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2 – 5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.

Nama Lokal :
Tamarind (Inggris), Tamarinier (Perancis),; Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem (Sunda); Asem (Jawa);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Asma, Batuk, Demam, Sakit panas, Reumatik, Sakit perut, morbili; Alergi/biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok, Eksim, Bisul; Bengkak disengat lipan/lebah, Gigitan ular bisa, Rambut rontok;

Pemanfaatan :
1. Asma
    Bahan: 2 potong kulit pohon asam jawa, adas pulawaras secukupnya
    Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air
    sampai mendidih, kemudian disaring.
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari

2. Batuk Kering
    Bahan: 3 polong buah asam jawa, ½ genggam daun saga
    Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 4 gelas air
    sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

3. Demam
    Bahan:  1 genggam daun asam jawa, adas pulawaras secukupnya;
    Cara membuat:  kedua bahan tersebut direbus dengan ½  liter air
    sampai mendidih, kemudian disaring
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

4. Sakit Panas
    Bahan:  2 polong buah asam jawa yang telah masak, garam
    secukupnya
    Cara membuat:  kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air
    panas, kemudian disaring
    Cara menggunakan:  diminum biasa
    Catatan:  bagi ibu hamil tidak boleh minum resep ini

5. Reumatik
    Bahan:  1 genggam daun asam jawa, 2-3 biji asam jawa (klungsu =
    jawa)
    Cara membuat:  kedua bahan tersebut ditumbuk halus
    Cara menggunakan: dipakai untuk kompres bagian yang sakit

6. Sakit  perut
    a. Bahan: 3 polong buah asam jawa yang sudah masak, kapur sirih
       dan minyak kayu putih secukupnya
       Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur sampai merata
       Cara menggunakan:  digunakan sebagai obat gosok, terutama
       pada bagian perut

    b. Bahan:  3 polong buah asam jawa, 1 potong gula aren
       Cara membuat:  kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air
       panas, kemudian disaring
       Cara menggunakan:  diminum biasa

     c. Bahan: 2 polong buah asam jawa, 1 rimpang kunyit sebesar ibu
        jari, 1 potong gula kelapa
        Cara membuat: Kunyit diparut, kemudian dicampur dengan bahan
        bahan lainnya dan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian
        disaring
        Cara menggunakan:  diminum biasa

7. Morbili
    Bahan:  1 – 2 potong buah asam jawa yang telah masak, 2 rimpang
    kunyit sebesar ibu jari
    Cara membuat:  kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut
    dicampur sampai merata
    Cara menggunakan:  digunakan sebagai bedak/obat gosok bagi
    penderita morbili

8. Alergi/Biduren (Jawa)
    Bahan: 2-3 golong buah asam jawa yang telah tua, garam
    secukupnya, ¼ sendok kapur sirih.
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
    sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

9. Sariawan
    Bahan: 2 polong buah asam jawa, 2 rimpang temulawak sebesar ibu
    jari, 1 potong gula kelapa
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus sampai mendidih
    hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring
    Cara menggunakan:  diminum biasa

10. Luka baru
     Bahan: daun asam jawa secukupnya
     Cara membuat: daun asam jawa dikunyah sampai lumat
     Cara menggunakan:  ditempelkan pada luka

11. Luka borok
     Bahan:  beberapa biji asam jawa  (klungsu = jawa)
     Cara membuat:  biji asam jawa ditumbuk halus
     Cara menggunakan:  ditempelkan pada luka, kemudian diperban

12. Eksim dan Bisul
     Bahan:  1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom =
     jawa), 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
     Cara membuat:  kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
     Cara menggunakan:  ditempelkan pada bagian yang sakit

13. Bengkak karena disengat lipan atau lebah
     Bahan:  3 – 5 biji asam jawa dan minyak kayu putih secukupnya
     Cara membuat:  biji asam jawa ditumbuk halus
     Cara menggunakan:  bagian yang bengkak dibersihkan terlebih
     dahulu dengan kain yang dibasahi dengan minyak kayu putih, 
     kemudian ditaburi/ditempeli dengan bubukan biji asam jawa
     tersebut.

14. Mencegah rambut rontok
     Bahan:  beberapa biji asam jawa
     Cara menggunakan:  sebelum keramas dengan shampo, kepala
     dimasase terlebih dahulu dengan asam jawa yang sudah dihaluskan

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam sitrat, asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Buah asam jawa yang masak di pohon diantaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kal per 100 gram, protein 2,8 gram per 100 gram, lemak 0,6 gram per 100 gram, hidrat arang 62,5 gram per 100 gram, kalsium 74 miligram per 100 gram, fosfor 113 miligram per 100 gram, zat besi 0,6 miligram per 100 gram, vitamin A 30 SI per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram per 100 gram, vitamin C 2 miligram per 100 gram. Kulit bijinya mengandung phlobatannnin dan bijinya mengandung albuminoid serta pati.

==================================================
SUMBER DATA :
BPPT, Gd.1 – Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telpon : (021) 3168701 – 02, Fax. (021)3149058

Bidara Upas
(Merremia mammosa (Lour.) Hall.f.)
Sinonim :
= Batatta mammosa, Rumph. = Convoivuius mammosa, Hall. = lpomoea mammosa, Chois.
Familia :
Convolvulaceae
Uraian :
Tumbuh liar di hutan, kadang di tanam di halaman dekat pagar sebagai tanaman obat atau karena umbinya dapat dimakan. Tumbuh dengan baik di daerah tropik dari dataran rendah sampai ketinggian 250 m dpi.
Tanaman ini mungkin didatangkan dari Philippine, merupakan tanaman merayap atau membelit yang panjangnya 3-6 m, batangnya kecil bila dipegang agak licin dan warnanya agak gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, berbentuk jantung, tepi rata, ujung meruncing, panjang 5-12 cm, lebar 4-15 cm, warnanya hijau tua.
Perbungaan berbentuk payung menggarpu berkumpul 1-4 bunga, bentuknya seperti lonceng berwarna putih, panjang 7-8 cm, dengan 4 helai kelopak. Umbi berkumpul didalam tanah, mirip ubi jalar. Bila tanahnya kering dan tidak tergenang air serta gembur, beratnya dapat mencapai 5 kg atau lebih. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat. Perbanyakan dengan stek batang atau menanam umbinya.
Nama Lokal :
Blanar, widara upas (Jawa), hailale (Ambon).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, batuk, serak, Difteri, Radang tenggorok, radang paru, Radang usus buntu, Typhus, sembelit, Muntah darah, Kanker, Kencing manis, Keracunan, gigitan ular, kusta, syphilis (Luns).;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Umbi.
KEGUNAAN:
- Demam, batuk, serak.
- Difteri, Radang tenggorok, radang paru, radang usus buntu.
- Typhus, sembelit, buang air besar darah dan lendir.
- Muntah darah.
- Kencing manis (DM), Batu kandung kencing, Keracunan makanan,
gigitan ular.
- Kanker, kusta, syphilis (Lues).
PEMAKAIAN LUAR:
Digunakan untuk memperlancar keluarnya air susu ibu (ASI), obat luka terpotong, luka bakar, bengkak, penyakit kulit, gigitan ular.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 10-100 g umbi segar diparut atau digodok.
Pemakaian luar: Umbi diiris tipis-tipis atau diparut menjadi bubur, untuk dibalurkan ketempat yang sakit seperti luka, bengkak-bengkak, gigitan ular dan sebagainya.
CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus buntu :
1/4 jari umbi dicuci bersih lalu diparut dan diremas dengan 1 sendok
makan air gula, kemudian diperas dan disaring Ialu diminum. Sehari
2 kali.
2. Muntah darah, typhus:
Umbi segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut, peras dengan
sepotong kain sampai terkumpul sebanyak 1 gelas kecil. Minum.
3. Buang air besar darah dan lendir :
50 g umbi dicuci lalu dipotong-potong, tambahkan gula jawa
secukupnya, godok dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring, minum sedikit-sedikit.
4. Difteri :
Umbi segar secukupnya, dicuci lalu diparut, peras dengan sepotong
kain sampai terkumpul 1 gelas kecil. Dipakai untuk kumur-kumur di
tenggorokan selama 23 menit, lalu ditelan.
5. Serak, batuk kering:
Umbi segar sebesar 1 jari tangan dicuci bersih, dipotong tipis-tipis
lalu dikunyah. Lakukan 3-4 kali dalam sehari.
6. Batuk :
100 g umbi segar dicuci lalu diparut, tambahkan sirop gula batu
secukupnya, diaduk sampai merata lalu diperas dan disaring, minum.
7. Batuk rejan:
1/2 jari umbi segar dicuci lalu diparut, diremas dengan 2 sendok
makan air masak dan 1 sendok makan madu, peras dan saring,
minum. lakukan 2 kali sehari.
8. Kencing manis:
100 g umbi segar dicuci bersih Ialu diparut, peras dengan sepotong
kain. Minum setiap pagi, 1/2 jam sebelum makan.
9. Keracunan makanan:
Umbi segar secukupnya dicuci bersih Ialu diparut, peras dengan
sepotong kain sampai terkumpul 1/2 gelas. Minum.
10. Kanker, kusta (Morbqs Hanson):
3/4 jari umbi segar dicuci lalu diparut, tambahkan 4 sendok makan
air matang dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata, lalu diperas
dengan sepotong kain, dibagi untuk 3 kali minum yang habis dalam
sehari.
11. Luka-luka di kulit :
Umbi segar dicuci lalu diiris tipis-tipis, letakkan di atas luka.
12. Melancarkan pengeluaran ASI:
Umbi segar dicuci bersih lalu diparut, borehkan disekeliling
payudara.
13. Luka bakar:
Umbi segar dicuci bersih lalu diparut, bubuhkan diatas luka bakar,
bila perlu dibalut.
14. Gigitan ular:
Umbi segar dicuci lalu diparut sampai menjadi adonan seperti
bubur.Tempelkan diatas luka gigitan, lalu dibalut.
15. Syphilis (lues):
1 jari umbi segar dicuci bersih lalu diparut, tambahkan 2 sendok
makan air masak dan 1 sendok makan madu murni, peras dan
saring, minum. Lakukan 3 kali sehari.
16. Batu kandung kencing / kencing batu:
10 g umbi bidara upas, 10 g daun kumis kucing, 15 g daun keji
beling, dicuci lalu umbi dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan
1 liter air, sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring lalu
diminum. Sehari 3 x 50 cc.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Anti radang, menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan bengkak, pencahar (laxative), menetralkan racun (antidote), penyejuk.
KANDUNGAN KIMIA: Damar, resin, pati, zat pahit. Getah segar mengandung zat oxydase.
~~~~~~~
SUMBER DATA :
BPPT, Gd.1 – Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telpon : (021) 3168701 – 02, Fax. (021)3149058

Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi L.)
Sinonim :
Familia :
Oxalidaceae
Uraian :
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab.
Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan.
Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.
Nama Lokal :
Limeng, selimeng, thlimeng (Aceh), selemeng (Gayo),; Asom, belimbing, balimbingan (Batak), malimbi (Nias),; balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu),; Balimbing (Lampung). calincing, balingbing (Sunda),; Balimbing wuluh (Jawa), bhalingbhing bulu (Madura).; Blingbing buloh (Bali), limbi (Bima), balimbeng (Flores),; Libi (Sawu), belerang (Sangi).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, sariawan (stomatitis), perut sakit, gondongan (parotitis),rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi berlubang,Jerawat, panu, tekanan darah tinggi (hipertensi), kelumpuhan, Memperbaiki fungsi pencernaan, radang rektum
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah.
KEGUNAAN:
Bunga:
- Batuk.
- Sariawan (stomatitis)
Daun:
- Perut sakit. Gondongan (Parotitis).
- Rematik.
Buah:
- Batuk rejan.
- Gusi berdarah, sariawan.
- Sakit gigi berlubang.
- Jerawat. Panu.
- Tekanan darah tinggi.
- Kelumpuhan.
- Memperbaiki fungsi pencernaan.
- Radang rektum.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: Lihat resep.
Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal (pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu.
CARA PEMAKAIAN:
1. Pagel linu:
1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkeh,
15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya.
Lumurkan ketempat yang sakit.
2. Gondongan:
10 ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang
merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat
yang sakit.
3. Batuk pada anak.
Segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, gula
secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah
dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum,
pagi dan malam sewaktu perut kosong.
4. Batuk:
25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari
kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4
genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun
inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya.
Sehari 3 kali 3/4 gelas.
5. Batuk rejan:
a. 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus,
diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum,
lakukan 2 kali sehari.
b. Buah belimbing wuluh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.
6. Rematik :
a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji
merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya
sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi
ketempat yang sakit.
b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca
L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk
halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan
1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok
dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
7. Sariawan:
a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan
1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring,
dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
b. 2/3 genggam bunga belimbing wuluh, dicuci lalu direbus dengan
3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas.
c. 3 buah belimbing wuluh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang
muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari
pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok
makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk
mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari.
8. Jerawat:
a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus,
diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka
yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.
b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang,
digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis.
Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang
berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
9. Panu:
10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur
sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai
untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari.
10. Darah tinggi.
a. 3 buah belimbing wuluh dicuci lalu dipotong-potong dan dimakan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam, sejuk. Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin, glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase. Daun: Tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium oksalat, kalium sitrat.
================================
SUMBER DATA :
BPPT, Gd.1 – Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telpon : (021) 3168701 – 02, Fax. (021)3149058

Benalu

Diposting oleh Agen Beras Cianjur | 09.48 | , ,

Benalu

(Loranthus, Spec. div.) 
Sinonim :
Familia :
Loranthaceae
Uraian :
Benalu (loranthus) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai parasit (parasiet=Belanda), menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang larut dalam pohon kayu yang ditempelinya dapat mati.
Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung getah.
Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah benalu tersebut. Proses pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian biji benalu tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang memakannya, dan tumbuh di dahan itu.
Nama Lokal :
Benalu (Indonesia), Kemladean (Jawa), Pasilan;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Kanker, Amandel, Campak;

Pemanfaatan :
1. Tumor dan Kanker
Bahan: 1-2 batang benalu yang menempel pada 1 pohon teh, 1
batang rumput alang-alang, adas palawaras secukupnya.
Cara Membuat: semua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai
mendidih, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari  ½ gelas.
2. Amandel
Bahan: 1 batang benalu yang menempel pada 1 pohon jeruk nipis,
adas palawaras secukupnya.
Cara Membuat: kedua bahan direbus dengan 3 gelas air  sampai
mendidih, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari  ½ gelas.
3. Campak
Bahan: 1-2 batang benalu adas pulasari secukupnya.
Cara Membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai
halus.
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak bagi yang kena
campak.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Benalu yang menempel pada tumbuhan tertentu, misalnya the (camellia Sinensis dari familia tumbuhan theaceae) berdasarkan pengalaman dapat digunakan sebagai obat anti kanker. Sedang benalu yang menempel pada pohon jeruk nipis (citrus aurantifolia dari familia tumbuhan rutaceae) dapat digunakan sebagai ramuan obat untuk penyakit amandel dan jenis benalu umum dapat dimanfaatkan sebagai obat campak. Kajian secara ilmiah belum dilakukan.
==================================================
SUMBER DATA :
BPPT, Gd.1 – Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telpon : (021) 3168701 – 02, Fax. (021)3149058

Bawang Putih

Diposting oleh Agen Beras Cianjur | 09.41 |

Bawang Putih

(Allium sativum, Linn.)
Sinonim :
Familia :
Liliaceae
Uraian :
Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 cm, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih.
Bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut.
1. Syarat Tumbuh
a. Iklim
  • Ketinggian tempat : 600 m – 1.200 m di atas permukaan laut
  • Curah hujan tahunan : 800 mm – 2.000 mm/tahun
  • Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan – 7 bulan
  • Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan – 6 bulan
  • Suhu udara : 150 C – 200 C
  • Kelembapan : tinggi
  • Penyinaran : sedang
b. Tanah
  • Jenis : gromosol (ultisol).
  • Tekstur : lempung berpasir (gembur)
  • Drainase : baik
  • Kedalaman air tanah : 50 cm – 150 cm dari permukaan tanah
  • Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah
  • Kemasaman (pH) : 6 – 6,8
  • Kesuburan : tinggi
2. Pedoman Bertanam
a. Pegolahan Tanah
  • Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm – 40 cm, dalam 30 cm – 60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm – 100 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm – 30 cm.
  • Setelah 10 hari – 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton – 15 ton/hektar.
  • Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi.
b. Persiapan Bibit
  • Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari – 135 hari), sehat dan tidak cacat.
  • Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan – 8 bulan digantung pada para-para.
  • Siang untuk bibit berasal dari umbi yang beratnya 5 g – 7,5 g/umbi.
c. Penanaman
  • Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm – 4 cm dengan tugal.
  • Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung tertanam dalam tanah.
  • Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan jerami setelah 3 cm.
  • Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm
Nama Lokal :
Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Asma, Batuk, Masuk angin, Sakit kepala, Sakit kuning; Sesak nafas, Busung air, Ambeien, Sembelit, Luka memar, Abses; Luka benda tajam, digigit serangga, Cacingan, Sulit tidur (Insomnia);
Pemanfaatan :
1. Hipertensi
a. Bahan: 3 siung bawang putih,
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan
air secukupnya, Ialu disaring;
Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap hari.
b. Bahan : 2 siung bawang putih;
Cara membuat: bawang putih dipanggang dengan api;
Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 hari.
2. Asma, batuk dan masuk angin
Baban: 3 siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan gula batu
secukupnya;
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos
bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disaring;
Cara menggunakan: diminum setiap pagi sampai sembuh.
3. Sakit kepala
Bahan: umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
Cara menggunakan: untuk kompres pada dahi.
4. Sakit kuning, sesak nafas dan busung air
Bahan: 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar telur ayam
Cara membuat : umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian kedua
bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih
dan diaduk sampai merata, dan disaring;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 2 sendok makan, pagi dan
sore.
5. Ambeien
Bahan : umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian diperas
untuk diambil airnya;
Cara menggunakan: dioleskan di sekitar dubur setiap hari.
6. Sembelit
Bahan: yoghurt bawang putih dan bawang merah secukupnya;
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk
diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring;
Cara menggunakan: diminuni biasa.
7. Luka memar karena tikaman atau pukulan
Bahan: bawang putih dan 1 sendok madu;
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian diberi 1
sendok madu dan dicampur sampai merata;
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.
8. Luka kena benda tajam berkarat
Bahan: umbi bawang putih dan minyak kelapa secukupnya;
Cara membuat: umbi bawang putih dibakar, kemudian dicelupkan ke
dalam minyak kelapa dan ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.
9. Mempercepat matangnya bengkak abses
Bahan : umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih dipanasi dengan minyak cat,
kemudian ditumbuk halus;
Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian yang bengkak.
10. Untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu atau duri
Bahan: umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang kemasukan
serpihan kaca, kayu atau duri.
11. Sengatan serangga
Bahan: umbi bawang putih, sendowo dan garam secukupnya;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian
dicampur dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara menggunakan: dioleskan ada bagian tubuh yang disengat
serangga.
12. Mengusir cacing kremi dan cacing perut
Bahan: beberapa siung bawang push;
Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
Cara menggunakan: dimakan langsung.
13. Sulit tidur (insomnia)
Bahan: beberapa siung bawang putih;
Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
Cara menggunakan: dimakan langsung sebelum tidur.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung : – protein sebesar 4,5 gram. – lemak 0,20 gram, – hidrat arang 23, 1 0 gram, – vitamin B 1 0,22 miligram, – vitamin C 1 5 miligram, – kalori 95 kalori, – posfor 134 miligram, – kalsium 42 miligrain. – besi 1 miligram dan – air 71 gram. Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, scordinin, nicotinic acid.
==================================================
SUMBER DATA :
BPPT, Gd.1 – Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telpon : (021) 3168701 – 02, Fax. (021)3149058